Bahaya Menyebar Berita Bohong

(Mimbar Jumat – Solopos, 28/09/2018) Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya Azab yang besar (QS. An Nur :11)

Ayat ini turun berkaitan dengan tersebarnya berita bohong pada masa Rasululloh SAW. Orang-orang munafik menyebarkan berita bohong bahwa istri Rasulullah Saw, ‘Aisyah RA telah berselingkuh dengan Shafwan bin Mu’athhal (Sahabat Rasulullah SAW)

Banyak orang Islam yang percaya berita tersebut sehingga hampir menimbulkan bencana kepada banyak orang hingga Allah turun tangan membersihkan nama ‘Aisyah. Sikap orang beriman seharusnya tidak percaya ketika mendengar orang Islam yang lain diberitakan kejelekannya sampai ada bukti dan saksi-saksi yang memadai.

“Mengapa pada waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri dan mengapa tidak berkata : ini adalah suatu berita bohong yang nyata” (QS. An Nur :12). Jangan malah ikut menyebarkan berita bohong tersebut yang sumbernya hanya dari mulut ke mulut.

Seharusnya melakukan tabayyun (mencari klarifikasi) seperti telah difirmankan Allah SWT, “Hai orang-orang yag beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabka kamu menyesal atas perbuatanmu itu .”(QS. Al Hujurat : 6)

Penyebaran berita bohong adalah persolan besar disisi Allah. Allah mengancam penyebar beritabohong dengan azab yang besar (QS. An Nur : 14-15)

Para penyebar berita bohong diancam oleh Allah dengan azab yang pedih duni akherat sehingga bila tidaj karena karunia dan rahmat Allah mereka pasti ditimpa azab yang besar (QS. An Nur : 19-20)

Saat ini perkembangan teknologi informasi maju pesat. Seharusnya umat Islam mensyukuri dengan memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk berdakwah, memberikan pencerahan, menebarkan kebaikan, membangun akhlakul karimah dengan menggapai ridho Allah, tida untuk menyebarkan berita bohong.

Ketika berita bohong telah tersebar melalui koran, radio, televisi dan internet dan media massa yang lain maka tidak mudah untuk menariknya kembali, padahal semua itu harus dipertanggung jawabkan dihadapan allah di yaumul hisab.

Mari kita berhati-hati menyampaikan suatu berita. Jangan sampai kita menyebarkan berita yang akibatnya menzalimi oranglain. Apalagi menjelang pemilihan presiden yang kalu tidak hati-hati kita jatuh kkepada tajassus, tahaasud, tabaaghadl, tananfas dan sebagainya.

Jika demikian halnya lau mudah terjasi pertikaian, perseteruan, perpecahan dan permusuhan sesama warga negera hanya karena beda pilihan. Sampaikanlah hal yang baik-baik untuk membangun kepercayaan masyarakat dengan tidak menjatuhkan orang lain. Mari kita tinggalkan kebiasaan menyebar berita bohong.

Mari kita mohon ampun kepada Allah Swt dan meminta maaf kepada orang yang kita zalimi. Mari kita biasakan husnudhon. Kita budayakan tabayyun dan kita eratkan tali silaturahim. Jangan ada lagi dusta diantara kita.

Rasululah Saw telah mengingatkan. “Waspadalah kamu terhadap dusta karena dusta membawa kepada kedurhakaan dan kedurhakaan akan membawa ke neraka.”. Kita harus mengetahui bahwa dusta adalah salah satu ciri orang munafik diancam azab yang kekal di neraka paling bawah. Naudzubillahi min dzaalik