Membangun Akhlak Bangsa

(Mimbar Jumat – Solopos, 18 /01/19) – Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Asy-Syuuraa, “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan didunia. Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akhirat” (QS.Asy Syuuraa 20)

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan didunia. Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagianpun di akhirat” (QS.Asy Syuuraa 20)

Artinya orang yang hidup dengan orientasi akhirat, Allah akan memberikan kepadanya kesuksesan akherat dan bonus berbagai kesuksesan dunia. Sebaliknya bagi orang yang hidup dengan orientasi duniawi, Allah hanya memberikan sebagian kesuksesan dunia dan dia tidak akan mendapatkan apapun di akherat.

Para pendiri bangsa telah meletakkan batu pertama pembangunan bangsa dengan menempatkan Ketuhanan yang Maha Esa sebagai Sila Pertama Pancasila. Mereka berharap agar bangsa ini menjadi bangsa yang berketuhanan yang Maha Esa, yang beriman kepada Allah dan hari Akhir. Mereka paham kehidupan akhirar lebih berharga daripada dunia. Lebih kekal dan lebih baik. Mereka paham membangun bangsa harus dimulai dari membangu akhlak manusianya agar menjadi bangsa yang beriman kepada Allah dan hari akhir atau menjadi bangsa yang bertaqwa.

Maka wajar kalau presiden kedua Soeharto pernah melaksanakan program pembangunan manusia seutuhnya. Selain membangun fisik, Soeharto juga membangun akhlak bangsa. Begitu pula dengan Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan revolusi mental. Akan tetapi program membangun manusia seutuhnya dan revolusi mental tidak mampu menemukan bentuknya yang tepat di lapangan sehingga tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Allah menegaskan membangun akhlak manusia agar menjadi manusia yang bertaqwa hanya bisa dilakukan dengan AlQuran. “Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lainnya, niscaya ia akan memecah-belahmu dari jalannya. Itulah yang dia Wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-An’am : 153)

“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lainnya, niscaya ia akan memecah-belahmu dari jalannya. Itulah yang dia Wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-An’am : 153)

Artinya, untuk membangun bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini seharusnya dilakukan dengan Al-Qur’an yang contoh dan penjabarannya di lapangan banyak ditemukan dalam sunah Rasulullah SAW. Sejak masalah makan dan minum sampai proses penciptaan jagad raya ada dalam Al Quran. Sejak masalah mandi dan gosok gigi sampai dengan diplomasi antar bangsa ada didalam As Sunah. Al-Qur’an dan As Sunah mengatur segala yang kita butuhkan untuk membangun bangsa, baik sistem pendidikan, ekonomi, perdagangan, hukum, politik, pertahanan, keamanan, maupun hubungan internasional antar bangsa.

Bila suatu bangsa mengadopsi sistem kehidupan yang sesuai Al-Qur’an dan As Sunah, maka akan menjadi bangsa yang beriman dan bertaqwa, Allah Swt berjanji akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Sebaliknya, bila mereka berpaling dan durhaka kepadaNya, Allah akan mendatangkan siksa-Nya (QS. Al A’raf : 96-99)

Saudaraku, masih dalam suasana tahun baru ini mari kita melakukan muhasabah. Selama 73 tahun merdeka, pembangunan yang kita laksanakan belum mencapai tujuannya, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan baru dinikmati oleh sebagian kecil bangsa ini. Bahkan yang terjasi adalah sebagian membangun, tetapi sebagian lain merusaknya lagi.

Bahkan Allah turun tangan ikut maneghancurkan apa yang kita bangun karena dosa-dosa dan kedurhakaan kita kepada-Nya. Gempa bumi di Lombok Utara, Tsunami di Palu, jatuhnya Lion Air di laut jawa, tanah longsor d Sukabumi dan banjir diberbagai tempat seharusnya menyadarkan kita untuk segera bertaubat sebelum terlambat.

Secara individual marilah kita menyesali dan berhenti dari perbuatan maksiat, memohon ampun kepada Allah dan kembali ke jalan yang benar, tunduk patuh kepada-Nya. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang membersihkan diri” (QS.Al Baqarah :222)

 “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang membersihkan diri” (QS.Al Baqarah :222)
find out more

Secara nasional, marilah kita mengubah strategi pembangunan dengan mengutamakan membangun akhlak bangsa sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Kita ajarkan kepada seluruh komponen bangsa dengan Al-Qur’an dan As Sunah. Kita bimbing mereka untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dikampung, di kampus, di kantor dan dimanapun kita berada.

Kita berharap pengamalan Al-Qur’an dan As Sunah yang konsisten dengan didukung oleh masyarakat dan sistem pemerintahan yang baik, bangsa ini akan tumbuh menjadi manusia yang berakhlak karimah sehingga Allah akan melimpahkan berkahnya dari langit dan bumi. InsyaAllah.

ustadz-ahmad-sukino-solopos-hikmah-jumat-akhlak-bangsa-1Bjan19